Ketika Kankerku Bermetastasis Kembali


Sebenarnya sejak lama saya ingin menuliskan mengenai hal ini. Namun, saya baru sempat merealisasikan tulisan ini sekarang. Mengingat begitu banyak pertanyaan dari teman-teman dan pembaca blog serta buku "Kanker Bukan Akhir Dunia" .

Sedikit bercerita pada sejarah awal ketika saya menerima vonis kanker tiroid.   Saya akui, memang saya terlambat mendeteksi kanker dalam tubuh saya. Di awal tahun 2013, saya langsung menerima vonis kanker tiroid stadium lanjut yang sudah bermetasis atau menyebar ke tulang belakang. Ya, bukan lagi vonis stadium awal, tetapi langsung stadium lanjut yang sudah bermetastasis.

Tidak hanya syok dan kaget dengan vonis kanker tersebut, saya juga harus menerima kondisi fisik saya yang semakin melemah dan merasakan sakit nyeri setiap saat.  Tentu saja hal ini membuat saya semakin terpuruk, terlebih saya merasa kematian begitu dekat menghampiri.

Saya bersyukur memiliki, suami, orang tua, anak anak yang sangat menyupport dan mendukung saya. Belum lagi dukungan dari keluarga besar dan teman-teman. Dukungan yang luar biasa yang tidak pernah saya duga sama sekali. Akhirnya saya memutuskan untuk terus berjuang menghadapi kanker. 

Saya juga bersyukur bertemu dengan dokter onkologi yang baik dan berkompeten di bidangnya. Dokter onkologi pun menjelaskan berbagai rencana pengobatan dan terapi untuk menghadapi kanker tiroid. 

Serangkaian pengobatan dan terapi akhirnya saya lakukan. Yang pertama yaitu operasi pengangkatan benjolan tiroid di leher. Kemudian di lanjutkan dengan radiasi interna atau ablasi nuklir iodine 131 di  Jakarta.  Serta rutin meminum obat hormon tyrax setiap hari. Fungsi obat hormon ini sebagai pengganti fungsi tiroid pada tubuh kita. Biasanya di anjurkan untuk meminum obat tyrax, 2 jam sebelum makan pagi.  ( cerita pengobatan saya bisa di baca di sini

Berhubung kondisi saya yang sudah metastasis yang cukup berdampak pada kondisi tulang belakang. Akhirnya dokter menambahkan terapi tambahan,  yaitu kemo tulang dengan obat tulang  Bondronate sebulan sekali. Obat Bondronate ini sangat bermanfaat bagi pasien kanker yang sudah bermetasis ke tulang belakang seperti saya. Salah satu fungsinya untuk mempertahankan kondisi tulang belakang yang kurang cantik (hehehe) karena serangan kanker tiroid.

Banyak pertanyaan masuk ke saya, bagaimana sebenarnya pengobatan kanker tiroid sebenarnya.  Seperti yang pernah saya jelaskan di blog saya mengenai kanker tiroid ( bisa baca  http://yunirahmat.blogspot.co.id/2014/01/kanker-tiroid.html?m=1), sebenarnya kanker tiroid memang pengobatannya yang umum yaitu operasi pengangkatan tiroid. Kemudian di lanjutkan untuk radiasi interna atau ablasi nuklir iodine 131, serta wajib rutin meminum obat hormon tyrax setiap hari.

TETAPI, ternyata tidak semua kasus kanker tiroid bisa di samakan. Kasus dan kondisi saya memang BERBEDA dengan pasien kanker tiroid lainnya. Selain saya memang terlambat mendeteksi kanker yang juga berpengaruh akhirnya terlambat pengobatan kanker.  Selain itu, kanker saya termasuk agresif dan sudah bermetastasis atau menyebar ke organ lain yaitu tulang belakang dan belakangan ketahuan ada penyebaran juga di paru paru.  Karena itulah, penanganan pengobatan dan terapi saya agak berbeda dengan pasien kanker tiroid lainnya.

Saya sendiri tidak terlalu menyesali apa yang terjadi pada diri sekarang. Apapun yang saya alami sekarang, saya yakin kalau Allah mempunyai maksud baik untuk hidup saya. Saya tinggal menjalani dan berusaha sebaik baiknya, termasuk terus berusaha, berobat dan terus berdoa.

Ketika Kanker Kembali bermetastasis

Pada perjalanan pengobatan kanker tiroid yang saya alami sejak tahun 2013 sampai pertengahan tahun 2015, memang menunjukkan hasil yang signifikan.  Namun, di bulan Juli 2015, saya mengalami perubahan dalam tubuh saya.   Tanpa saya sadari, ternyata muncul  kembali metastasis baru di tulang belakang. Hal ini di perkuat dengan hasil pemeriksaan MRI tulang belakang. Kondisi inilah yang menyebabkan saya tidak bisa melakukan berbagai aktifitas, hanya banyak istirahat di tempat tidur.

Banyak yang bertanya kepada saya, mengapa sampai terjadi metasis kembali, padahal saya sudah menjalani berbagai pengobatan. Termasuk juga mengapa saya sampai berkali kali melakukan operasi pengangkatan benjolan di leher. Untuk menjawab hal ini, sebelumnya saya perlu memberikan berbagai penjelasan. 
Saya di jenguk para sahabat
Pada kenyataan setiap kasus kanker pada seseorang tersebut bisa jadi berbeda dengan orang lainnya. Padahal bisa jadi mereka memiliki jenis kanker yang sama. Begitu pula yang terjadi pada saya dan mungkin dengan orang yang memiliki jenis kanker yang sama dengan saya.  Ada banyak hal yang bisa mempengaruhi perbedaan tersebut, misalnya saja perbedaan stadium kanker tersebut. Atau bisa jadi karena tingkat ke agresifan dari si kanker yang berbeda.

Dalam kasus saya, memang dari awal sudah terlambat mendeteksi kanker. Sehingga bisa di katakan terlambat berobat.  Apalagi dokter mengakui memang kanker tiroid saya sangat agresif perkembangannya, sehingga beberapa kali mengalami kekambuhan.  Namun, bagaimana pun juga saya terus berusaha untuk menjalani pengobatan.  Tidak ada kata menyerah dalam hidup saya.

Untuk kasus kanker saya yang kembali bermetastasis ke tulang belakang,  memang membuat saya kesulitan untuk berjalan.  Padahal saya sendiri masih harus melakukan lanjutan radiasi nuklir atau ablasi di Jakarta. Sedangkan posisi tempat tinggal saya di Samarinda, Kalimantan Timur.

Mengingat kondisi metastasis atau penyebaran kanker ke tulang belakang yang cepat serta adanya penyebaran di paru-paru, namun kondisi fisik saya yang tidak memungkinkan untuk berangkat ke Jakarta.  Akhirnya dokter onkologi memutuskan untuk melakukan terapi  kemoterapi doxorubicin sebanyak 6 x (bisa di baca  http://yunirahmat.blogspot.co.id/2015/12/ketika-harus-kemoterapi.html?m=0 ).   Maksud diberikan terapi kemo doxorubicin ini adalah untuk menghambat penyebaran kanker lebih banyak lagi.

Memang dalam kondisi kanker tiroid, pengobatan radiasi interna atau ablasi nuklir ioidine 131 adalah yang efektif di banding terapi lainnya.  Namun,  kondisi saya tidak memungkinkan berangkat ke Jakarta untuk pengobatan radiasi. Sehingga di putuskan untuk melakukan kemoterapi di Samarinda dulu.  Saya harap penjelasan di atas bisa menjawab banyak pertanyaan kepada saya, mengapa saya harus di kemoterapi beberapa waktu yang lalu.

Saat ini kondisi saya masih terus stabil.  Hanya saja, metastase kanker di tulang belakang masih terus ada. Hal ini di perkuat dengan hasil MRI terbaru bulan Juni 2016 tadi.  (Bisa di baca  http://yunirahmat.blogspot.co.id/2016/06/ketika-harus-mri-lagi.html?m=1 dan  bisa di baca di  http://yunirahmat.blogspot.co.id/2016/06/perjuangan-belum-berakhir-lanjutan-dari.html?m=1 ya).  
Sedangkan kondisi fisik saya masih tidak memungkinkan untuk melakukan pengobatan radiasi nuklir iodine 131 di Jakarta.

Dokter onkologi saya pun kembali berdiskusi dengan tim dokter  onkologi berserta tim dokter radioterapi. Akhirnya di putuskan untuk di lakukan radiasi sinar pada daerah metastasis di tulang belakang. Harapannya agar, massa dari metatasis penyebaran di tulang belakang bisa mengecil.  Dan bila memungkinkan saya  melanjutkan untuk radiasi nuklir ioidine 131 di Jakarta.  Mudah mudahan bisa terwujud. Aminnn..

Alhamdulillah juga, terhitung sejak bulan Mei 2016 ini, RS Umum A Wahab Syahranie tempat saya berobat sekarang, telah beroperasi Radioterapi sinar.  Tentu saja ini kabar mengembirakan bagi saya serta pasien kanker lainnya.

Dengan adanya Radioterapi RS Umum A Wahab Syahranie, sangat bermanfaat sekali untuk pasien kanker melakukan terapi sinar di sini. Karena sebelumnya, pasien kanker yang harus melakukan radioterapi sinar, harus jauh jauh berangkat ke Luar daerah seperti Jakarta atau Surabaya berobat.
 
Semoga saja, pemerintah dan pihak.rumah sakit bisa terus memperbaiki fasilitas rumah sakit menjadi lebih baik. Harapannya saya pribadi, semoga juga kedepannya akan hadir kedokteran nuklir di Samarinda. Sehingga memudahkan kami para pasien kanker tiroid untuk melakukan pengobatan radiasi nuklir iodine 131 di Samarinda saja. Amin amin..

Saya juga berharap agar teman teman sesama survivor kanker khususnya kanker tiroid untuk terus semangat dan tidak menyerah.  Bagaimana pun juga, harapan dan keajaiban selalu ada, bila kita terus berusaha dan berdoa. Amin.